Laman

Selasa, 10 Oktober 2017

rumah gadang

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang letaknya di tengah Pulau Sumatera dengan menjadikan Padang sebagai ibu kotanya. Sesuai namanya, Sumatera Barat memang terletak di sepanjang pesisir Barat Pulau Sumatera. Kepulauan Mentawai dan pulau lain di Samudera Hindia bahkan masih masuk dalam wilayahnya. Provinsi ini dihuni oleh masyarakat suku Minangkabau selaku suku asli dan sekaligus suku mayoritasnya. Suku Minangkabau sendiri –atau biasa disebut Orang Minang, merupakan sub suku Melayu yang memiliki budaya dan karakteristik yang unik. Selain pandai berniaga, pintar memasak, dan gemar merantau, orang Minang juga punya sebuah ikon budaya yang sangat dikenal di seluruh dunia. Ikon budaya tersebut adalah rumah Gadang, yang kini telah secara resmi dan ditetapkan menjadi rumah adat dari Provinsi Sumatera Barat. Rumah Adat Sumatera Barat Nah, di kesempatan artikel kali ini, kami akan mengulas secara lengkap tentang rumah adat Sumatera Barat tersebut, mulai dari sejarah, gaya arsitektur, gambar, struktur, dan nilai-nilai filosofis yang terdapat di dalamnya. Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana uniknya rumah Gadang khas Minang ini, silakan simak pembahasan berikut! 




1. Struktur Bangunan Rumah Rumah Gadang adalah rumah adat suku Minangkabau yang juga memiliki sebutan lain seperti rumah Godang, rumah Bagonjong, dan rumah Baanjuang. Rumah adat ini merupakan rumah model panggung yang berukuran besar dengan bentuk persegi panjang. Sama seperti rumah adat Indonesia lainnya, rumah gadang juga dibuat dari material yang berasal dari alam. Tiang penyangga, dinding, dan lantai terbuat dari papan kayu dan bambu, sementara atapnya yang berbentuk seperti tanduk kerbau terbuat dari ijuk.

 Meski terbuat dari hampir 100% bahan alam, arsitektur rumah gadang tetaplah memiliki desain yang kuat. Rumah ini memiliki desain tahan gempa sesuai dengan kondisi geografis Sumatera Barat yang memang terletak di daerah rawan gempa. Desain tahan gempa pada rumah gadang salah satunya ditemukan pada tiangnya yang tidak menancap ke tanah. Tiang rumah adat Sumatera barat ini justru menumpang atau bertumpu pada batu-batu datar di atas tanah. Dengan desain ini, getaran tidak akan mengakibatkan rumah rubuh saat terjadi gempa berskala besar sekalipun.

Selain itu, setiap pertemuan antara tiang dan kaso besar pada rumah adat ini tidak disatukan menggunakan paku, melainkan menggunakan pasak yang terbuat dari kayu. Dengan sistem sambungan ini, rumah gadang akan dapat bergerak secara fleksibel meski diguncang dengan getaran gempa yang kuat. 

2. Fungsi Rumah Adat Selain menjadi ikon budaya masyarakat suku Minang, rumah Gadang pada masa silam juga berfungsi sebagai tempat tinggal bersama bagi suatu keluarga Minang. Untuk memenuhi fungsi tersebut, rumah adat Sumatera Barat ini didesain sedemikian rupa sesuai dengan aturan-aturan adat yang telah berlaku sejak lama. Aturan tersebut misalnya terdapat pada pembagian ruangan berdasarkan kegunaannya, sebagaimana berikut:

  1.  Seluruh bagian di dalam Rumah Gadang adalah ruangan lepas, kecuali kamar tidur.
  2.  Jumlah kamar dalam rumah Gadang bergantung kepada jumlah wanita atau perempuan yang tinggal di dalamnya. 
  3. Setiap perempuan dalam keluarga yang sudah bersuami mendapatkan satu kamar. 
  4.  Perempuan tua dan perempuan yang masih anak-anak mendapatkan satu kamar dekat dapur.  Gadis remaja mendapat kamar bersama di ujung dekat dapur.
  5. Di halaman depan rumah terdapat 2 buah Rangkiang. 
  6. Rangkiang adalah bangunan yang digunakan untuk menyimpan padi dan bahan pangan lainnya.
  7.  Pada sayap kiri dan kanan bangunan terdapat ruang anjung (Bahasa Minang: anjuang) yang digunakan sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat.
  8. Tidak jauh dari kompleks Rumah Gadang biasanya terdapat sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki dewasa yang belum menikah dari keluarga tersebut.



 3. Ciri Khas dan Nilai Filosofis Rumah Gadang biasanya dibangun di atas sebidang tanah milik keluarga induk dan hanya dimiliki dan diwariskan secara turun temurun dari dan kepada kaum perempuan saja. Aturan ini memiliki nilai filosofi bahwa derajat kaum perempuan dalam budaya suku Minang sangatlah dijunjung tinggi. 


Selain itu, terdapat beberapa nilai filosofis lainnya dari bangunan rumah adat Minang ini yang bisa menjadi ciri khas yang membedakannya dengan rumah adat lain di nusantara.
Ciri khas rumah Gadang tersebut antara lain:

 Bentuk puncak atapnya selalu runcing dan tampak menyerupai tanduk kerbau mengandung arti kemenangan. Bentuk tanduk kerbau sendiri sering dikaitkan dengan kisah Tambo Alam Minangkabau, sebuah kisah kemenangan adu kerbau orang Minang dengan raja Jawa. Atap rumah minang tersebut biasanya terbuat dari bahan ijuk berkualitas yang tahan bahkan sampai puluhan tahun lamanya. 

Rumah gadang adalah rumah panggung, oleh karenanya untuk masuk ke dalamnya kita harus menaiki anak tangga yang biasanya terletak di bagian depan rumah. Tangga pada rumah gadang hanya terdapat satu buah saja, ini merupakan simbol bahwa masyarakat Minang adalah masyarakat yang religius. 

Dinding rumah gadang umumnya dihiasi dengan beragam motif ukiran yang diberi warna kuning, merah, dan hitam. Motif ukiran tersebut biasanya adalah motif-motif flora dan fauna, seperti motif tumbuhan merambat, akar berdaun, dan lain sebagainya. Motif-motif tersebut melambangkan bahwa masyarakat Minang adalah masyarakat yang dekat dengan alam.

 Nah, demikianlah pemaparan sekilas kami tentang rumah adat Sumatera Barat beserta gambar, sejarah, filosofi, dan penjelasannya. Semoga dapat menjadi referensi bagi kita untuk semakin mengenal budaya masyarakat suku Minang. Jika artikel penjelasan rumah Gadang ini dirasa bermanfaat

Sumber: http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-sumatera-barat-rumah-gadang.html
Disalin dari Blog Adat Tradisional.

6 komentar: